Jumat, 09 Desember 2011

Upaya kuratif guru Pendidikan Agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA PGRI Gumelar


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir  ini kita menyaksikan di televisi yang menyajikan acara berita-berita kriminal, tidak sedikit kelakuan siswa-siswi SMP dan SMA semakin mencemaskan. Disana-sini terdengar berbagai macam kenakalan, perkelahian,   penyalahgunaan narkoba, kehilangan semangat untuk belajar dan ketidakpatuhan terhadap orang tua serta peraturan-peraturan yang berlaku disekitar kehidupan mereka.
Dipandang dari segi kejiwaan, keadaan yang seperti ini dapat dikatakan berkaitan erat dengan tidak adanya ketenangan jiwa. Kegoncangan jiwa akibat kekecewaan, kecemasan atau ketidakpuasan terhadap kehidupan yang sedang dilaluinya sehingga dapat menyebabkan manempuh berbagai macam kelakuan-kelakuan yang menyimpang seperti tersebut di atas. Kelakuan-kelakuan menyimpang tersebut dilakukan demi mencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya. Terutama bagi mereka yang tidak atau kurang mendapatkan pendidikan agama dalam hidupnya sejak kecil (Panut Panuju dan Ida Umami, 1999: 150).
1
 
Perilaku-perilaku menyimpang tersebut lebih sering dilakukan oleh para pelajar tingkat SMP dan SMA dibanding dengan pelajar tingkat SD atau bahkan orang yang sudah dewasa sekalipun. Karena pada masa tersebut,  pelajar ditingkat SMP dan SMA ini tergolong ke dalam masa remaja dimana pada masa inilah si remaja mengalami goncangan batin. Mereka tidak mau lagi dianggap kekanak-kanakan sehingga di dalam dirinya timbul perasaan yang menganggap bahwa dirinya mampu menghadapi segala keinginannya tanpa perlu ada perhatian orang lain bahkan orang tuanya sendiri.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju kearah kedewasaan. Kalau digolongkan sebagai anak-anak sudah tidak sesuai lagi, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga belum sesuai. Maka timbul kesan terhadap golongan remaja ini yang beragam sesuai dengan pandangan dan kepentingan masing-masing.
Segolongan orang menganggap remaja sebagai sekelompok individu yang sering melakukan pelanggaran, menyusahkan orang tua maupun orang lain disekitarnya. Tetapi ada sekelompok orang yang menganggap bahwa remaja itu sekelompok individu yang dijadikan contoh generasi anak-anak dan wajib menolong atau membantu anak-anak maupun orang dewasa dan tua (Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 56).
1

 
Bagi anak yang sudah duduk di bangku SMP atau SMA pada umumnya telah menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya. Ini berarti bahwa pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar. Tentunya pengaruh sekolah diharapkan mampu membawa perkembangan jiwa remaja kearah yang positif karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat di samping mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian bagi para siswa. Namun pada kenyataannya dengan menghabiskan waktu yang selama 7 jam sehari di sekolah tersebut, bisa mengakibatkan siswa merasa bosan dalam menerima materi pelajaran.
Hal ini disebabkan bukan karena dari faktor materi pelajaran akan tetapi lebih utama dari faktor guru yang cara menyajikan materi pelajarannya kurang menarik (Sarlito, 2002: 125). Dengan adanya perasaan bosan dan jenuh maka akan menimbulkan goncangan batin yang bisa mengarah ke prilaku menyimpang berupa kenakalan pada  siswa tersebut. Untuk menanggulangi kenakalan remaja terutama pada siswa tingkat SMP dan SMA tentunya memerlukan pembinaan yang ampuh.
Dengan memperhatikan sebab-sebab kenakalan dan bentuk-bentuk perilaku remaja nakal,  maka dengan adanya bimbingan dan penyuluhan agama akan sangat membantu siswa dalam menghadapi berbagai persoalan kekecewaan dan kegoncangan yang dilaluinya pada masa remaja itu (Arifin, 1982: 101). Penanggulangan kenakalan siswa dengan cara bimbingan dan penyuluhan agama ini tentu menjadi tanggung jawab para guru terutama guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam. Karena di dalam komponen materi pelajaran pendidikan agama Islam banyak mengandung bimbingan yang berupa pembentukan moral atau akhlak yang baik.
Telaah-telaah mengenai perkembangan moral telah mengemukakan bahwa cara yang paling efektif  bagi  semua orang untuk mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suara hati yaitu kekuatan batiniah yang tidak memerlukan pengendalian lahiriah (Elfi, 2005: 208). Berangkat dari pemaparan latar belakang di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang upaya kuratif guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA PGRI Gumelar.

B.     Penegasan Istilah           
Untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran yang salah oleh pembaca terhadap judul skripsi ini, maka perlu penulis tegaskan pengertian istilah-istilah yang terkandung pada judul tersebut.
Adapun istilah-istilah yang perlu penulis tegaskan sebagai berikut;     
1.      Upaya Kuratif Guru PAI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1250), upaya berarti usaha, ikhtiar (untuk mencapai sesuatu maksud, memecahkan persoalan, mencapai jalan keluar).
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976: 543), kuratif berarti menolong menyembuhkan, mempunyai daya untuk mengobati.
Sedangkan yang penulis maksud guru disini adalah pengajar yang menekuni di bidang studi pendidikan agama Islam (Guru PAI). Dengan demikian, upaya kuratif guru pendidikan agama Islam dalam penelitian ini dapat dipahami sebagai usaha atau ikhtiar dengan cara mengobati atau menyembuhkan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA PGRI Gumelar.
2.      Kenakalan Siswa
Menurut Gold dan J.Petronio memberikan definisi yang dikutip oleh Dr. Sarlito Wirawan Sarwono “Kenakalan Remaja” (siswa) adalah tindakan seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri, bahwa jika perbuatannya sempat diketahui oleh petugas hukum, maka ia bisa dihukum (Sarlito, 1994: 196).
Maksud kenakalan siswa disini adalah pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa terhadap peraturan yang ditentukan oleh sekolah, serta menggangu ketertiban umum sehingga menyebabkan kerugian dirinya sendiri dan orang lain seperti membolos, tidak memakai seragam, berkelahi, terlambat masuk sekolah, menyelewengkan uang SPP dan merokok di lingkungan sekolah.
  
C.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis maksud disini adalah persoalan yang sedang dihadapi dan harus dipecahkan. Sehubungan dengan latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut;
Bagaimana Upaya Kuratif Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMA PGRI Gumelar ?

D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa SMA PGRI Gumelar dan faktor penyebabnya.
b.       Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswanya.
2.      Kegunaan Penelitian
a.       Membantu orang tua yang menyekolahkan anaknya dalam mengetahui kenakalan yang dilakukan oleh siswa.
b.      Mengurangi bentuk-bentuk kenakalan remaja yang melanggar seperangkat norma yang berlaku di sekolah ataupun di masyarakat.
c.       Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran guru-guru di SMA PGRI Gumelar khususnya guru PAI dalam menanggulangi berbagai macam jenis kenakalan siswa ditahun ajaran 2009–2010.
d.      Membantu pemerintah dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja pada umumnya dan kenakalan siswa pada khususnya.
E.     Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka atau telaah pustaka ada beberapa teori yang akan dijelaskan yang ada relevansinya dengan penelitian ini dan akan menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Panut Panuju dan Ida Umami dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Remaja” menegaskan bahwa kenakalan remaja atau kenakalan-kenakalan menyimpang yang dilakukan oleh remaja tersebut dilakukan demi mencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya terutama bagi mereka yang kurang atau tidak mendapatkan pendidikan agama dalam hidupnya sejak kecil.
Arifin dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama” menegaskan bahwa dengan memperhatikan sebab-sebab kenakalan dan bentuk-bentuk perilaku remaja nakal, maka dengan adanya bimbingan dan penyuluhan agama akan sangat membantu siswa dalam menghadapi berbagai persoalan kekecewaan yang dilaluinya pada masa remaja itu.
Elfi Yuliani Rochmah dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Perkembangan” menegaskan bahwa telaah-telaah mengenai perkembangan moral telah mengemukakan bahwa cara yang paling efektif bagi semua orang untuk mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suara hak yaitu kekuatan batiniah yang tidak memerlukan pengendalian lahiriah.
Juga di dalam bukunya Syamsu Yusuf yang berjudul “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” beliau mengemukakan bahwa apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya dan makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan yang berdampak kurang baik bagi remaja.
Selain buku-buku di atas, peneliti juga menelaah beberapa skripsi diantaranya skripsi saudari Anisah (2003) yang berjudul “Peran Bimbingan Dan Konseling Terhadap Penanggulangan Kenakalan Siswa MA Al-Ikhsan Beji Purwokerto”. Skripsi ini menjelaskan bahwa siswa yang jiwanya masih labil dan penuh pertentangan nilai, serta mempunyai masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dan pelayanan yang memuaskan dapat berbahaya karena dikhawatirkan keliru dalam bertindak. Yaitu sering membuat ulah yang melanggar norma-norma atau aturan di lingkungannya baik lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Juga di dalam skripsinya saudari Fitria Susilowati (2002) yang berjudul “Pendidikan Akhlak Sebagai Usaha Preventif Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di SMU Muhammadiyah 1 Cilacap Tahun Pelajaran 2001-2002” yang menjelaskan bahwa di SMU Muhammadiyah 1 Cilacap sebagai sekolah yang bercirikan Islam, sehingga ada mata pelajaran akhlak diharapkan dapat membantu untuk menanamkan tabiat yang baik, karena pendidikan akhlak merupakan pendidikan dasar dalam membantu pribadi anak.
Adapun penelitian yang akan penulis lakukan adalah dengan judul “Upaya Kuratif Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di SMA PGRI Gumelar. Sebenarnya penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudari Anisah yaitu sama-sama membahas tentang upaya guru dalam menanggulangi kenakalan siswa, hanya terdapat perbedaan dibagian subjek  penelitian.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul UPAYA KURATIF GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMA PGRI GUMELAR.              

F.     Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (S.Margono, 2003: 36).
2.      Tempat/Lokasi Penelitian
Lokasi dari penulis dalam melakukan penelitian adalah pada SMA PGRI Gumelar. Penulis memilih lokasi di SMA PGRI Gumelar ini dengan alasan;
a.       Belum tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam
b.      Di SMA PGRI Gumelar belum pernah ada penelitian yang temanya sama dengan tema peneliti
c.       Kenakalan siswa yang semakin banyak terjadi
3.      Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti (Saifudin Azwar 1998: 34).
Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang berkompeten atau orang yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu guru pendidikan agama Islam. Data informasi yang diperoleh dari guru pendidikan agama Islam, penulis gunakan sebagai data primer tentang upaya-upaya kuratif yang mereka lakukan dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA PGRI Gumelar. Sedang data sekundernya adalah guru BK, karena guru BK biasanya terlibat dalam sebuah penanganan kasus misalnya kasus membolos, meminum-minuman keras, merokok di lingkungan SMA PGRI Gumelar dan kasus-kasus lainnya.  
4.      Metode Pengumpulan Data
Data yang dipilih dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode-metode sebagai berikut:

a.       Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Abdurrahmat Fathoni, 2006: 104).
Metode ini digunakan untuk pengambilan data tentang letak geografis, kondisi lingkungan sekolah dan sarana prasarana sekolah. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan observasi dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan diobjek penelitian. Penulis berharap dengan teknik ini dapat memperoleh data yang betul-betul valid.
b.      Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai (Abdurrahmat Fathoni, 2006: 105).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara bebas tanpa menyimpang dari tulisan penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa, faktor penyabab kenakalan siswa dan upaya kuratif guru PAI SMA PGRI Gumelar dalam menanggulangi kenakalan siswa.
c.       Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu cara mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998: 236).
Selain metode interview dan observasi dalam pengumpulan data, penulis juga menggunakan metode dokumentasi. Hal ini dilakukan karena informasi yang penulis peroleh bukan hanya berasal dari orang saja, melainkan dari data yang berbentuk dokumen, yaitu bahan tulis ataupun yang lainnya yang semuanya dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dalam penelitian tentang bentuk-bentuk kenakalan siswa, sarana prasarana, daftar siswa dan lain sebagainya. 
d.      Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari data menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Noeng Muhadjir, 1993: 183).
Dalam analisis data tersebut penggunaan metode berfikir sebagai berikut:   
a.       Metode/Cara Berpikir Induktif
Cara berpikir induktif  adalah cara berpikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret, kemudian dari peristiwa-peristiwa yang khusus itu digeneralisasi yang mempunyai sifat umum (Sutrisno Hadi, 2004: 47).
b.      Metode/Cara Berpikir Deduktif
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir yang berangkat dari pengetahuan yang umum, dari pengetahuan yang umum tersebut digunakan untuk menilai peristiwa-peristiwa yang khusus (Sutrisno Hadi, 2004: 47).

G.    Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan sebuah kerangka pola pokok yang menentukan bentuk skripsi. Di samping itu sistematika merupakan himpunan pokok yang menunjukkan setiap bagian dan hubungan antara bagian-bagian skripsi tersebut.
Sebagai sebuah laporan skripsi ini memiliki sistematika sebagai berikut; bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran. Bagian kedua terdiri dari lima bab yaitu; Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan, Bab III Gambaran Umum, Bab IV Laporan Hasil, Bab V Penutup.
Bab I Pendahuluan meliputi; Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II yaitu membahas tentang Guru Pendidikan Agama Islam dan Kenakalan siswa. Dalam pembahasan ini akan dikemukakan tentang Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam, yang terdiri dari sub bab Pengertian  Pendidikan Agama Islam, Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam, Dasar Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, dan teori tentang Guru Pendidikan Agama Islam yang berisi sub bab Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam, Syarat Guru Pendidikan Agama Islam, Tugas Guru Pendidikan Agama Islam dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam serta teori tentang kenakalan siswa yang berisi tentang Pengertian Kenakalan Siswa, Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa, Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Siswa serta Upaya Menanggulangi Kenakalan Siswa.
Bab III membahas tentang gambaran umum SMA PGRI Gumelar. Dalam pembahasan ini, terdiri dari Letak Geografis SMA PGRI Gumelar, Sejarah Berdirinya SMA PGRI Gumelar, Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMA PGRI Gumelar, Struktur Organisasi SMA PGRI Gumelar serta Sarana dan Prasarana SMA PGRI Gumelar.
Bab IV yaitu laporan hasil penelitian yang terdiri dari penyajian data dan analisis siswa yang meliputi; Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa, Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Siswa dan Upaya Penanggulangannya Secara Kuratif.
Bab V Penutup, yang berisi Kesimpulan, Saran-Saran, dan Kata Penutup diteruskan dengan Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar